PASTOR KEPALA PAROKI
1. Vincensius Pioneer, Pr ( 1994 - 1997 )
2. Marcel Gabriel, Pr ( 1997 - 2004 )
3. Emmanuel Vengi Nivak, Pr ( 2004 - sekarang )
PASTOR PEMBANTU
1. Frans Adbaw Odjan, Pr (1998 - 2000)
Romo yang dikenal sebagai penyanyi ini adalah putra keuskupan. Artinya,
dia lahir dan besar di wilayah keuskupan Pangkalpinang, persisnya paroki
Tanjung Pinang. Dia masuk ke Tanjung Balai sebagai pastor pembantu,
sebagai rekan kerja Romo Marcel. Tahun 2000 ia mengalami penyakit yang
cukup parah yang nyaris merengut nyawanya. Penyakitnya ini juga yang
membawanya pindah dari Tanjung Balai dan masuk ke paroki Katedral.2. Titus Budianto, Pr
Pada masa pendidikan, romo satu ini dikenal sebagai pujangga. Ia sering
membawakan puisi-puisinya dalam beberapa kesempatan acara. Romo ini
berasal dari Yogyakarta (Jawa). Di Tanjung Balai Karimun ia bertindak
sebagai rekan kerja Rm. Marcel.3. Marcel Gabriel, Pr (2004)
Setelah turun dari jabatannya sebagai pastor paroki, Rm. Marcel sempat
membantu Rm Eman. Hanya beberapa bulan saja ia sebagai pastor pembantu,
sampai akhirnya datang Rm. Nong Yodi.4. Wilfridus Nong Yodi, Pr (2005 - 2008)
Di Tanjung Balai Karimun, romo yang takut akan gelombang laut ini,
mengawalinya sebagai diakon. Ia ditahbiskan di Maumere tahun 2005. Dan
setelah tahbisan, ia kembali ke Tanjung Balai sebagai pastor pembantu.Tahun 2008, romo yang sangat dicintai umatnya ini, menjadi misionaris di pulau seberang. Ia bertugas di paroki Duri, keuskupan Padang, sebagai pastor pembantu. Setelah 3 tahun di tanah orang, romo ini dikirim ke Roma untuk studi.
5. Yosep Setiawan, Pr (2007-2010)
Romo satu
ini awalnya adalah calon imam diosesan Keuskupan Agung Jakarta.
Tertarik dengan keuskupan Pangkalpinang membuat ia hijrah ke keuskupan
Pangkalpinang. Maka, setelah menyelesaikan studinya dan telah menerima
tahbisan diakon, romo yang murah senyum ini, bergabung dengan keuskupan
Pangkalpinang. Ia menyelesaikan masa diakonat sekaligus berkenalan
dengan umat keuskupan di Paroki St Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda,
Belinyu.
Ditahbiskan
tahun 2007 bersama putra paroki Tanjung Pinang, Rm. Poldo Situmorang.
Setelah ditahbiskan dia mendapat tugas sebagai pastor pembantu di
Tanjung Balai Karimun. Bertugas sampai tahun 2010 lalu kembali ke tempat
di mana dia pernah menghabiskan masa diakonatnya.
6. Antonius Mite, Pr (2008-2011)
Romo
pembalap ini asli orang Bajawa. Masuk ke Balai tahun 2009. Sebelumnya
romo yang jago main musik ini bertugas sebagai misionaris di Nias,
Keuskupan Sibolga. Romo Anton memiliki kharisma mengusir roh jahat.
Karena masa jabatan sebagai pembantu pastor paroki berakhir dan hidup rohani serta hidup doanya sangat bagus, keuskupan akhirnya
mempercayakan kepada beliau jabatan direkur spiritualitas di seminaris
menengah Mario Jon Boen.
7. Adrian, Pr (2010- 2013)
Romo satu ini berasal dari Maumere. Ia satu angkatan imamat dengan romo
Eman, yang adalah pastor kepala paroki Tanjung Balai. Sebelum datang ke
Balai, romo yang hobi main basket ini bertugas di seminari menengah St
Fransiskus Asisi, keuskupan Jayapura. Setelah berakhir masa jabatan sebagai pembantu pastor paroki St Yosep, Rm Adrian masuk ke Mabes Keuskupan untuk menangani IT.
8. Vincentius Rato, Pr
Romo, yang menggantikan Romo Anton Mite,asli orang Bejawa (sama seperti
Rm. Anton). Beliau sebenarnya bukan "produk asli" keuskupan
Pangkalpinang, melainkan pindahan dari keuskupan Sintang. Masuk ke
keuskupan Pangkalpinang sekitar tahun 2010, diawali dengan bertugas di
Rumah Retret Puri Sadhana, Kebun Sahang, Pangkalpinang. Masuk resmi di
Paroki St Yosep Tanjung Balai Karimun ini terhitung mulai dari tanggal
12-12-12 (12 Desember 2012).
YANG PERNAH BERKARYA
1. Yanmar Parera (1994)
Yanmar, saat itu sebagai frater yang sedang menjalani BSS (Berhenti
studi sementara), bertugas di paroki ini pada masa Rm Vincen menjabat
pastor paroki. Romo Vincen juga yang bertanggung jawab atas pendampingan
sdr Yanmar. Sekarang Yanmar Parera sudah berkeluarga dan tinggal di
Medan.
2. Sinyo L Kwen (1995)
Seorang calon imam diosesan berasal dari Larantuka (Flores Timur). Di
Balai dalam rangka persiapan diakon. Sdr Sinyo menarik diri dan keluar
menjadi awam biasa.
3. Philipus Seran Pega (TOP-er 1994/1995)
Datang ke Tanjung Balai sebagai frater TOP (Tahun Orientasi Pastoral).
Masa orientasinya dijalani dengan mulus dan kembali ke Siantar untuk
melanjutkan pendidikan. Setelah ditahbiskan menjadi imam, ia bertugas
sebagai Pastor Paroki Tanjung Pinang. Setelah itu menempuh pendidikan
liturgi di Perancis, sebagai persiapan mengisi komisi liturgi keuskupan.
4. Hieronimus Betu (TOP-er 1996/1997)
5. Benny Balun, Pr (Masa Diakonat 1998)
Datang ke Tanjung Balai sebagai seorang diakon. Masa diakonatnya
dijalani dengan mulus di bawah bimbingan Rm Marcel, sebagai pastor
paroki. Setelah ditahbiskan menjadi imam, sempat bertugas di (waktu itu)
quasi paroki Ujung Beting, beliau diutus ke Roma untuk belajar hukum
gereja. Saat ini beliau mengurus dewan tribunal keuskupan.
6. Ferdinand Meo Mbupu, Pr (Masa Diakonat 1999)
Keberhasilan tangan dingin Romo Marcel dalam membimbing, membuat
keuskupan kembali mengutus Meo Mbupu datang ke Tanjung Balai. Beliau
juga seorang diakon. Setelah ditahbiskan menjadi imam, beliau dikirim
studi ke Roma untuk mengambil kuliah Kitab Suci.
7. Johan Rita Wongso, SSCC (Masa Diakonat 2000)
Keberhasilan tangan dingin Romo Marcel dalam membimbing sampai juga ke
dalam biara SSCC. Karena itu mereka meminta romo Marcel untuk
mendampingi saudara mereka ini dalam persiapan imamat.
8. Stanislaus Bani, Pr (TOP-er 2000/2001)
Stanislaus datang ke Tanjung Balai sebagai seorang frater TOP (Tahun
Orientasi Pastoral), di bawah bimbingan Romo Marcel. Meski masa
orientasinya dijalani dengan sedikit masalah, namun ia dapat
menyelesaikannya sesuai target atau tuntutan dan kembali ke Siantar
untuk melanjutkan pendidikan. Setelah tahbis menjadi imam, ia bertugas
di Paroki Tembesi sebagai pastor pembantu.
9. Frans Indra Jati, Pr (Masa Diakonat, 2005)
Romo ini asli orang Jawa, namun besar di Sumatera. Karena itu dia
masuk kelompok Pujakesuma. Dia masuk ke Balai sebagai diakon dan
menghabiskan masa diakonatnya di Tanjung Balai.
10. Paulus Kara, Pr (TOP-er 2005/2006)
Romo
ini biasa dipanggil Polce. Datang berkarya di paroki ini sebagai
TOP-er, dengan pembimbingnya Rm. Eman Nivak. Beliau inilah TOP-er
pertama yang dibimbing Rm Eman. Dan berkat tangan dingin sang
pembimbing, romo yang suka ketawa, ini berhasil menyelesaikan perjalanan
imamatnya sampai pada jenjang tahbisan.
Setelah
ditahbiskan, Romo Polce bertugas sebagai pastor pembantu di Paroki
Tanjung Pinang. Dari Tanjung Pinang beliau diangkat sebagai ekonom
seminari menengah Mario John Boen.
11. Poldo Situmorang, Pr (Masa Diakonat, 2006)
Romo Polda adalah asli anak paroki Tanjung Pinang. Romo yang ahli dunia
teknologi komputer ini masuk ke Balai untuk menyelesaikan masa
diakonatnya. Setelah selesai sama diakonatnya, romo yang biasa dipanggil
"si item" ini ditahbiskan menjadi imam. Upacara pentahbisannya
berlangsung di Uban, paroki Tanjung Pinang bersama romo Yosep. Setelah
tahbisan ia mendapat tugas di "tanah kelahirannya".
12. Damianus Toni (TOP-er 2007/2008)
11. Poldo Situmorang, Pr (Masa Diakonat, 2006)
Romo Polda adalah asli anak paroki Tanjung Pinang. Romo yang ahli dunia
teknologi komputer ini masuk ke Balai untuk menyelesaikan masa
diakonatnya. Setelah selesai sama diakonatnya, romo yang biasa dipanggil
"si item" ini ditahbiskan menjadi imam. Upacara pentahbisannya
berlangsung di Uban, paroki Tanjung Pinang bersama romo Yosep. Setelah
tahbisan ia mendapat tugas di "tanah kelahirannya".12. Damianus Toni (TOP-er 2007/2008)
Damianus datang ke Tanjung Balai
sebagai seorang frater TOP (Tahun
Orientasi Pastoral), di bawah bimbingan Romo Eman. Masa orientasinya
dijalani di stasi Moro. Di sana dia benar-benar membawa kegembiraan bagi
umat. Meski masa
orientasinya berjalan mulus, namun ia tidak kembali ke Siantar
untuk melanjutkan pendidikan imamatnya. Ia memilih jalan hidup sebagai awam.
13. Arkadius Muda (persiapan diakon)
Yang satu ini asli Ende (Flores).
Ahli dalam komputer dan juga pelistrikan, sekalipun STM-nya dulu adalah
jurusan bangunan. Setelah menyelesaikan studinya, ia ditugaskan ke Balai
untuk membantu pelayanan pastoral. Saat itu ia sedang mempersiapkan
dirinya untuk menerima tahbisan diakon.
13. Arkadius Muda (persiapan diakon)
Yang satu ini asli Ende (Flores).
Ahli dalam komputer dan juga pelistrikan, sekalipun STM-nya dulu adalah
jurusan bangunan. Setelah menyelesaikan studinya, ia ditugaskan ke Balai
untuk membantu pelayanan pastoral. Saat itu ia sedang mempersiapkan
dirinya untuk menerima tahbisan diakon.
Berhubung
saat itu belum juga tiba-tiba juga, maka akhirnya dia memutuskan untuk
mengundurkan diri dari jalan panggilan imamat. Sempat bekerja di
keuskupan untuk menangani IT sampai akhirnya mundur setelah keuskupan
punya tenaga baru. Sekarang ia sudah menikah dan tinggal di Jakarta.
14. Wenseslaus Pantheleon, Pr (persiapan diakon, 2010)
Setelah menyelesaikan studinya di Pematangsiantar, sdr. Wens datang ke
Tanjung Balai untuk persiapan penerimaan tahbisan diakon, di bawah
bimbingan Romo Eman. Tiba di Tanjung Balai sekitar akhir bulan Juli.
Baru beberapa bulan tinggal di pastoran, beliau sering sakit-sakit.
Akhirnya, pada Januari 2011, beliau melanjutkan persiapan penerimaan
tahbisan diakonnya di Katedral Pangkalpinang. Di sana juga ia mengisi
masa diakonatnya sampai ditahbiskan menjadi imam dan menjadi pastor
pembantu Katedral.
15. Bertholomeus Nur Arifin Putra Ngita (TOP-er 2011/2012)
Setelah menyelesaikan studi program S-1 di Pematangsiantar, sdr. Berto
datang ke Tanjung Balai untuk menjalani masa orientasi pastoral di bawah
bimbingan Romo Eman. Berhubung umat Moro benar-benar membutuhkan tenaga
pastoral, apalagi mereka sangat mendambakan sosok Damianus Toni, maka
diputuskan sdr Berto menjalani masa orientasinya di stasi Moro.
14. Wenseslaus Pantheleon, Pr (persiapan diakon, 2010)
Setelah menyelesaikan studinya di Pematangsiantar, sdr. Wens datang ke
Tanjung Balai untuk persiapan penerimaan tahbisan diakon, di bawah
bimbingan Romo Eman. Tiba di Tanjung Balai sekitar akhir bulan Juli.
Baru beberapa bulan tinggal di pastoran, beliau sering sakit-sakit.
Akhirnya, pada Januari 2011, beliau melanjutkan persiapan penerimaan
tahbisan diakonnya di Katedral Pangkalpinang. Di sana juga ia mengisi
masa diakonatnya sampai ditahbiskan menjadi imam dan menjadi pastor
pembantu Katedral.15. Bertholomeus Nur Arifin Putra Ngita (TOP-er 2011/2012)
Bisa di bantu no tlp sekretariat paroki belinyu or no WhatsApp nya?
BalasHapusSaya mau urus perkawinan . Terimakasih